Sebagai Aku....
Sebagai Aku
Satu windu. Tidak !! lebih dari itu.
Aku menunggu pada satu rotasi rindu
Mengulang kenangan tanpa spasi
Dalam nalarku yang mulai tak pasti
Maka, seringkali aku
Memastikan, jiwaku tak mati karena sepi
Atau jatuh karena rasaku mulai rusuh
Pada tiap malam berpeluk kelam
Pada tiap pagi yang syarat sunyi
Aku menunggu, sepucuk hibat
Datang dari sisi lain sang jagat
Tempat ragamu kini berkarat
Ingat aku,
Sebagai diri yang tak pernah alpa menanti
Sebagai raga yang tak pernah lelah merasa
Sebagai aku yang hingga kini masih rela menunggu,
datangmu yang tanpa yakin arah dan waktu.
Selamat malam untuk kamu sang pejuang rindu
Semoga malam ini hatimu baik-baik saja, lagi.
(Puisi ini terkhusus dipersembahkan untuk salah seorang perempuan yang pernah memiliki peran penting di IMT tahun 2018-2019)
~300618. 20.26 pm~
Satu windu. Tidak !! lebih dari itu.
Aku menunggu pada satu rotasi rindu
Mengulang kenangan tanpa spasi
Dalam nalarku yang mulai tak pasti
Maka, seringkali aku
Memastikan, jiwaku tak mati karena sepi
Atau jatuh karena rasaku mulai rusuh
Pada tiap malam berpeluk kelam
Pada tiap pagi yang syarat sunyi
Aku menunggu, sepucuk hibat
Datang dari sisi lain sang jagat
Tempat ragamu kini berkarat
Ingat aku,
Sebagai diri yang tak pernah alpa menanti
Sebagai raga yang tak pernah lelah merasa
Sebagai aku yang hingga kini masih rela menunggu,
datangmu yang tanpa yakin arah dan waktu.
Selamat malam untuk kamu sang pejuang rindu
Semoga malam ini hatimu baik-baik saja, lagi.
(Puisi ini terkhusus dipersembahkan untuk salah seorang perempuan yang pernah memiliki peran penting di IMT tahun 2018-2019)
~300618. 20.26 pm~
Komentar
Posting Komentar