Samping Kananmu


Samping Kananmu

Oleh Syafiq Hamzawi


Samping Kananmu
Selamat pagi. Bukan bermaksud membawamu keacara motivasi. Selamat malam,ini bukan cerita horor,aku juga tidak bermaksud membawamu ke wahana rumah hantu yang ada di festival pinggir jalan itu. Karena aku...
“Ayok...”
“Kemana?”
“Sudah,ikut saja”

Aku adalah seorang mahasiswa,sama seperti dia,iya dia kekasihku. Kami satu kampus yang sama,namun berbeda fakultas. Bisa dibilang cinta kami terhalang oleh gedung fakutas itu sendiri,tapi tidak apa-apa. Berbeda fakultas tidak menghalangi kebersamaan kita,itu kata dia. Setiap malam aku datang ke tempat tinggal dia,kita makan malam dan kalau sempat kita jalan-jalan sampai larut malam. Entah mengapa itu terjadi cepat sekali,perasaan baru berangkat tiba-tiba sudah jalan pulang saja.

“yasudah aku langsung pulang ya,kamu istirahat,tidur”
“iyaa sayang,kamu juga langsung pulang dan tidur jangan kelayapan” ujar dia dengan senyum manisnya dan mata yang sudah mulai sipit.
“Iya siap ibu negara” balasku.

Mulai pekan ini mungkin kita sulit bertemu,karena kita sama-sama disibukan dengan rentetan tugas kuliah kita. Ya,mau bagaimana lagi kita mahasiswa harus siap menyelesaikan semua itu,walaupu sangat merepotkan. Satu pekan kita jarang berkomunikasi,sibuk dengan dunianya sendiri,menyelesaikan tugas,nongkrong,ya seperti itulah. Sampai tiba dimana kita terbawa suasana sunyi seperti ini,entah siapa yang salah,dan entah siapa yang harus disalahkan yang ada kita saling menyalahkan diri sendiri.

“Ayok...”
“Kemana?”
“Sudah,ikut saja”
“Tidak mau,saat ini tidak mau kemana-mana”
“Yasudah”

Besok,besoknya lagi,besoknya lagi,sampai sepekan lagi. Suara motorku mendekat dan kau mengabaikan sapaku. Aku berupaya mencari senyummu dengan rayuan yang pelik. Waktu demi waktu keinginanmu mulai tumbuh,mungkin hanya aku yang merindukannya. Aku rindu dimana aku menjemputmu,kita berbocengan dan berdebat tentang apa yang akan kita makan malam ini. Tapi entah,sekarang mengapa situasi penuh tanda tanya seperti ini?.

Sekarang setiap malam terasa biasa-biasa saja sampai tiba temanku datang “jangan resah dia pasti pikirkanmu,walau kamu tak tahu,hingga ujung malam,tenang saja” ujar temanku,terima kasih telah meyakinkanku. aku hanya ingin menyusuri jalan bersamamu dikala dinginnya senja, hanya berduaan tanpa tahu tujuan. Namun sudah saatnya pulang,tak ingin kita akhiri itu.

Bagaimanapun yang terjadi,kamu tetap hebat hari ini,tersenyumlah. Cukup kau lihat mendung itu dilangit,karena dimatamu cinta harus tetap terbit. Aku ada disamping kananmu.

Bersambung.....

Tulisan ini bercerita tentang rintik demi rintik penyembuhan dari ingatan dan kesunyian kemudian sampai perasaan. Pelan-pelan,mengubah warna tersebut dan memperlihatkan warna yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan Ramadhan IMT: Tebar Kebaikan di Bulan Keberkahan

Ekstrovert, Introvert, dan Ambivert. Manakah Kepribadianmu?

IMT Walisongo Cup Ajang Bergengsi Yang Selalu Dinanti