Filosofi Teh Poci

 

Filosofi Teh Poci

Oleh : Gita Fajriyani


Teh poci merupakan salah satu kuliner khas tegal yang paling digemari. Selain tampilanya yang unik, cara penyajiannya pun berbeda dengan teh pada umumnya. Teh poci ini disajikan dengan cangkir dan teko yang terbuat dari tanah liat sehingga membuat kesan menjadi lebih klasik. Menyeduhnya pun tidak menggunakan gula pasir seperti teh pada umumnya, namun menggunakan Gula Batu. Tapi, kamu tau nggak sih kalo minum teh poci itu ada filosofinya?

Dilansir dari liputan6.com, Pendiri Komunitas Pecinta Teh, Ratna Soemantri mengatakan kalau teh poci itu memiliki filosofi yang menarik. Jadi, saat kita akan meminum teh poci menggunakan gula batu, kemudian teh jangan diaduk. Ini akan membiarkan gula batu larut dengan sendirinya. Saat diminum, teh akan terasa pahit diawal kemudian baru terasa manisnya. 

Menurut Ratna, orang Tegal percaya hidup itu harus pahit dulu baru manis. Kita pun perlu bersabar untuk mendapatkan sesuatu keberhasilan. Kalau pepatah jawa mengatakan alon alon weton kelakon. Jadi tidak ada sesuatu dalam hidup yang bisa didapatkan secara instan, tapi perlu adanya proses, usaha dan kesabaran.

Kemudian, satu teh poci itu tidak hanya dinikmati untuk satu orang, tetapi bisa dua hingga tiga orang. Inilah makna selanjutnya, yakni kebersamaan. Dengan filosofi kebersamaannya itu, teh poci mampu menyatukan perbedaan di antara para penikmatnya. Dan jangan lupa agar makin nikmat, teh poci bisa disandingkan dengan cemilan atau kue.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan Ramadhan IMT: Tebar Kebaikan di Bulan Keberkahan

Ekstrovert, Introvert, dan Ambivert. Manakah Kepribadianmu?

IMT Walisongo Cup Ajang Bergengsi Yang Selalu Dinanti