PENTINGNYA MEMILIH PERGAULAN SAAT REMAJA
Sumber: viva.co.id
Beberapa waktu
yang lalu, warga Semarang sempat digemparkan dengan adanya insiden kekerasan
yang melibatkan kelompok gangster remaja. Viral di media sosial, kasus ini
berawal dari insiden tawuran antargeng berujung tragis, menewaskan seorang
mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) yang menjadi korban salah
sasaran (17/9/2024). Peristiwa ini bukan hanya mengguncang warga Semarang saja,
tetapi juga membuka mata publik terhadap fenomena gangster remaja dan tantangan
yang dihadapi pihak wewenang dalam menanggani aksi kekerasan antargeng yang
kian meresahkan.
Fenomena
keterlibatan remaja dalam kelompok gangster di Semarang dipicu oleh berbagai
faktor. Menurut pengamat sosial, beberapa remaja yang bergabung dalam geng ini
berasal dari lingkungan dengan tekanan sosial dan ekonomi yang tinggi, termasuk
keluarga dan kurangnya dukungan akademik. Banyak dari mereka merasa tak
menemukan identitas atau tempat di dalam masyarakat yang dapat memberikan
pengakuan positif, sehingga bergabung dengan kelompok gangster menjadi
alternatif yang mereka pilih sebagi sarana pencarian jati diri. Selain itu,
interaksi sosial di antara remaja dengan masalah serupa menciptakan budaya kriminal
yang didasarkan pada “gengsi” atau harga diri kelompok.
Pada
(17/9/2024) dua kelompok gangster di Semarang yang dikenal dengan sebutan
“kreak”, merencanakan tawuran melalui media sosial. Tawuran ini terjadi di Kelud
Raya, Kecamatan Gajahmungkur. Dengan para pelaku mambawa senjata tajam yang
melibatkan pembacokan dan menewaskan seorang mahasiswa. Rekaman kejadian
tersebut tersebar di media sosial sehingga meningkatkan kecemasan publik
terhadap keselamatan di ruang publik dan memicu diskusi tentang pengawasan
remaja.
Walikota
Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, bersama pihak kepolisian, mengambil langkah
tegas dengan meningkatkan patroli dan menyosialisasikan dampak negatif tawuran
kepada para siswa dan orang tua. Pemerintah juga mendorong pendekatan preventif
dengan memfasilitasi berbagai kegiatan olahraga dan seni, sebagai wadah
aktualisasi diri bagi remaja. Para pakar menekankan pentingnya peran keluarga,
sekolah, dan masyarakat dalam memberikan pengawasan yang lebih intensif untuk
meminimalkan keterlibatan remaja dalam aktivitas berbahaya.
Kejadian
gangster Semarang yang viral pada bulan September 2024 mencerminkan krisis
identitas di kalangan remaja dan menjadi tentangan serius bagi penegakan hukum.
Dengan pendekatan yang melibatkan banyak pihak, mulai dari penegakan hukum
hingga pembinaan komunitas, diharapkan kasus serupa dapat dicegah di masa
mendatang dan remaja dapat menemukan lingkungan yang lebih positif untuk
mengembangkan jati diri mereka.
Oleh: Aema Pratama Aggelina
Komentar
Posting Komentar